Tulisan diambil dari Target Kinerja Pribadi, Mata Kuliah Manajemen Konflik II, Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK), Sekolah Pascasarjana UGM
Konsep
III. Tantangan Manajemen dan Resolusi Konflik Konservasi
di Indonesia dan Peran MPRK
Konflik
Konservasi
Pembelajaran mengenai
konflik konservasi didasari oleh definisi yang dikemukakan oleh Redpath et
al., (2013) yaitu konflik konservasi adalah situasi yang terjadi dimana dua
atau lebih pihak yang masing-masing memiliki opini yang kuat mengenai objek
konservasi yang saling berbenturan. Definisi ini memahami konflik konservasi
secara mendasar terjadi antara manusia1. Salah satu yang
menarik dan paling banyak terjadi di Indonesia adalah konflik dalam pengelolaan
kawasan konservasi.
Konflik pengelolaan kawasan konservasi
seharusnya dikelola dalam bentuk manajemen konflik agar dalam pengelolaan
kawasan tersebut dapat terus berjalan secara optimal. Pendekatan ini cenderung
dipilih karena tidak seperti konflik-konflik yang lainnya, kebanyakan konflik
konservasi bersifat komplek dan jangka panjang dan boleh jadi tidak pernah
teresolusi sepenuhnya. Kebanyakan konflik hanya dapat dikelola dengan berbagai
cara agar tidak menimbulkan akibat yang merusak (Walker dan Daniels, 1997 dalam
Niemaela et al., 2005) 2
sehingga konflik konservasi tidak dapat dipahami hanya dari satu paradigma
saja, tetapi membutuhkan pendekatan konsep yang terintegrasi dari berbagai
bidang ilmu termasuk ilmu alam, ilmu sosial dan kemanusiaan (Redpath et
al., 2013). Integrasi berbagai bidang ilmu merupakan tantangan dalam
efektifitas manajemen konflik konservasi. Selain itu konflik dalam pengelolaan
kawasan konservasi lebih bersifat jangka panjang, yaitu sepanjang fungsi
kawasan tersebut masih dibutuhkan oleh manusia sebagai sistem penyangga
kehidupan.
Redpath et al. (2013) menggambarkan sebuah
panduan mengenai peta jalan untuk manajemen konflik konservasi yang efektif
dimana proses tersebut melibatkan ilmuwan bidang sosial dan bidang ekologi
bersama dengan parapihak, penentu kebijakan dan mungkin juga mediator.
Kajian
konflik dalam pengelolaan kawasan konservasi menjadi sangat menarik dan
menantang terkait derajat kompleksitas sistem yang dikaji, dengan tuntutan
untuk dapat mengurai kompleksitas sistem sosial-ekologi dalam pengelolaan
kawasan konservasi yang meliputi analisa kebijakan, valuasi kawasan, analisa
sosial masyarakat, analisa konflik pengelolaan sebagai unsur-unsur dalam
perangkat manajemen konflik yang dibangun. Dengan demikian kajian mengenai
konflik konservasi dapat memperkaya kajian konflik dengan kekhasan tersendiri.
Bahan Bacaan :
2
Niemela, J., Young, J.,
Alard, D., Askasibar, M., Henle, K., Johnson, R., Kurttila, M., Larsson, T.,
Matouch, S., Nowicki, P., Paiva, R., Portoghesi, L., Smulders, R.2005.Identifying,
managing and monitoring conflicts between forest biodiversity conservation and
other human interests in Europe. Forest Policy and Economics (7),
877 – 890.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar