Bu……Cita-Cita ku Pengen Jadi Pedagang
Ikan Asin
Di awal menuliskan cerita ini, aku
sempat mengalami kesulitan untuk merumuskan judul yang tepat. Beberapa
alternatif kupelajari dengan serius. Apa sih sebenarnya yang ada dalam
pikiranku sehingga memberiku ide untuk menuliskannya dan apa pesan yang ingin
kusampaikan dari cerita ini. Melalui perhitungan yang cermat dan matang….”hahay
mulai deh background sebagai orang eksaknya muncul….” Akhirnya aku beri judul
apa adanya seperti yang diucapkan Panji –anakku- ke Ibunya yang kemudian
diceritakan ke aku.
Panji - anak sulungku - kelas 2 SD
berkulit bersih seperti ibunya….”aku mengakui bahwa kulitku lebih gelap
meskipun tidak gelap total ”… Panji memiliki hobi main sepak bola. Ketika
pulang sekolah baju seragamnya tidak pernah bersih, kaos kakinya dan celana
seragamnya sering berlubang atau koyak.
Menjemput Panji ketika pulang sekolah
adalah suatu ritual yang perlu waktu lebih dan stok kesabaran yang ekstra
karena dia dapat berada dimana saja bersama teman-temannya, hal ini yang sering
membuat ibunya kebingungan…..dan “hebatnya” itu selalu terulang meskipun dia
dimarahi berulang kali. “ Ahh…namanya juga anak-anak”….
Suatu malam - setelah belajar - ,
Panji bercerita ke ibunya..” Bu…cita-citaku pengen jadi pedagang ikan asin
“..Ibunya tertawa adik-adiknya juga ikut mentertawakan ucapan kakaknya…sebuah
ungkapan polos seorang anak Indonesia yang sangat tidak mainstream. Mana ada anak-anak di Indonesia raya ini yang punya
cita-cita jadi pedagang ikan asin. Anak-anak Indonesia selalu dicekoki
cita-cita jadi dokter, tentara, polisi, presiden, pejabat dan hal-hal “tinggi”
lainnya. Seakan-akan Indonesia hanya memerlukan mereka-mereka yang “tinggi”
itu.
Tidak ada yang salah dengan cita-cita
atau profesi-profesi “tinggi” tersebut karena sejak kecil, kita pun dicekoki
dengan peribahasa “gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”. Tapi kemudian
saya bertanya-tanya…”memangnya bercita-cita misalnya menjadi petani atau pedagang ikan asin atau apa lah…itu tidak bisa
digantungkan di langit ya”…tanya kenapa???..
Menyambung ucapan Panji tadi…sambil
tertawa sang Ibu dengan naluri mantan seorang guru di sekolah yang tidak
klasikal,bertanya…”Kenapa Panji ingin jadi pedagang ikan asin ??”..bak seorang direktur
utama perusahaan yang handal sedang mempresentasikan bussines project ke
investornya, dia menerangkan… “ Bu,nanti ikan asin ku akan kupotong-potong
bagus seperti ini…..dia memperagakan potongan kotak-kotak….kemudian kuberi
bungkus yang baik dan menarik…trus aku ekspor ke Malaysia..trus aku dapat
uang..trus aku kaya…”. Sang ibu hanya tertawa dan menjawab..”kalau mau jadi
pedagang ikan asin kualitas ekspor harus belajar yang baik, terus supaya bisa
menghitung uang yang benar harus belajar matematika yang tekun. Beberapa waktu
kemudian, istriku menelepon dan menceritakan kejadian itu kepadaku..”Pa..tuh
anakmu mau jadi pedagang ikan asin”…
Cerita istriku tentang ucapan Panji,
pada awalnya juga membuatku tertawa. Kemudian aku merenung, orang tua mana sih di
Indonesia ini yang akan merestui anaknya bercita-cita menjadi pedagang ikan
asin. Semua orangtua Indonesia ingin dan selalu berdoa anaknya menjadi dokter,
jenderal, presiden, pejabat tinggi..pokoknya serba “tinggi”. Mungkin aku pun
orang tua tipe itu.
Yang aku kagumi dari cerita tentang
cita-cita Panji adalah bahwa dia telah dapat memaknai sebuah pekerjaan, entah
dia mendapat ide dari mana, dia sama sekali tidak meremehkan profesi sebagai pedagang
ikan asin. Bahkan dia telah menciptakan bussines plan untuk usaha ikan asinnya
dan added value-nya serta menciptakan pasar untuk produknya, dan sudah
memikirkan tentang ekspor pula. Dia sudah mampu membayangkan sebuah produk
lokal yang akan dibawanya ke tingkat global. Betapa mengagumkan pemikiran anak
kelas 2 SD ini. Dan yang terpenting dia bercita-cita untuk kaya. Saya sebagai
orang tua tipe semi klasik akhirnya hanya mengamini bagian akhir ini dengan tambahan..semoga
anakku menjadi kaya dan bermanfaat dengan cara yang benar.
Sebagaimana
anak-anak lainnya, itu adalah cita-cita Panji di minggu ini. Beberapa minggu
yang lalu dia bercita-cita jadi guru karena baginya jadi guru itu sangat
enak..tinggal bilang ke murid-muridnya “buka LKS halaman sekian..kerjakan…kalau
tidak selesai dijadikan PR ya”…enak kan. Entah beberapa minggu ke depan apakah
dia akan memiliki cita-cita yang baru lagi. Tapi sebelum ada cita-cita yang
baru itu biarlah dia dengan cita-citanya menjadi pedagang ikan asin dan
memikirkan bagaimana dia mengembangkan usahanya dengan segala khayalan
kreatifitasnya. Mungkin minggu depan ini dia akan ekspor ikan asinnya ke
Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar